Never Stop Learn

Rabu, 29 Maret 2023

Secanggih Apa Kolaborasi Artificial Intelligence dengan Drone? Begini Penjelasannya

Perpaduan antara Artificial Intelligence (AI) dengan Drone dalam dunia militer berkembang pesat. Strategi dan taktik peperangan mulai berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini selaras dengan pendapat Alvin Toffler (1980) dalam bukunya berjudul “The Third Wave” menyatakan bahwa siapa yang menguasai informasi akan menguasai dunia. Pada era Perang Dunia II pasukan tempur akan menerjunkan pesawat mata-mata atau pasukan pengitai (recconaisance team), untuk mengumpulkan informasi kekuatan lawan terkait jumlah, senjata, logistik, kualifikasi musuh dan kekuatan element support force. Di era modern seperti dapat kita lihat pada perang Rusia VS Ukraina, Armenia VS Azerbaijan, dan Syria Civil War peran pengumpul informasi tersebut dapat tergantikan oleh kehadiran Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Dengan resiko human casualties lebih kecil UAV dapat mengintai sekaligus menyerang target  apabila diperlukan. Kehadiran teknolgi UAV terbukti ampuh mengumpulkan informasi secara cepat, tepat dan efisien. Menjadi jembatan penghubung antara pasukan di garis depan dengan Pusat Komando.




Berbagai perusahaan top UAV berlomba-lomba untuk menghadirkan wahana nir awak udara yang mampu menjawab tantangan di medan perang yang begitu dinamis. Northrop Grumman misalnya, perusahaan top asal negeri Paman Sam ini tengah mengembangkan Sistem Pesawat Tanpa Awak Taktis Masa Depan atau Future Tactical Unmaned Aircraft System (FTUAS), yang berfungsi untuk mengidentifikasi potensi  ancaman disekitar pasukan tempur kawan agar terhindar dari kondisi yang membahayakan pasukan.

northropgrumman.com

FTUAS dikembangkan Northrop Grumman berkolaborasi dengan Shield AI. Shield AI sendiri merupakan sebuah perusahaan teknologi pertahanan dan kedirgantaraaan Amerika berbasis di San Diego California, yang mengembangkan Artificial Intelligence (AI) untuk teknologi pertahanan, drone dan fighter pilot. 

shieldai.com

Platform yang dikembangkan untuk system tersebut yakni menggunakan wahana pesawat V-BAT yang dapat diterbangkan secara vertical (Vertical Take-Off and Landing/VTOL). Dilangsir dari army.mil, V-BAT telah digunakan U.s. Army dan USMC sejak tahun 2016.

 


Share:

2 comments:

Arsip Blog