Never Stop Learn

Minggu, 12 Januari 2020

TOR M1, Sishanud perontok Pesawat Ukraine International Air lines Flight 752 di Iran

Membuka awal tahun konflik antara Iran dan U.S.A mewarnai kisah dalam tahun 2020. Masyarakat didunia Internasional was-was akan terjadinya perang dunia ke-3. Hangat dimedia menginformasikan serangan balasan dari Iran setelah Jenderal Qassem Soleimani gugur dalam sebuah serangan drone milik tantara U.S.A pada Jumat (3/1/2020). Sesaat kemudian Iran membalas serangan tersebut dengan menghujani rudal pangkalan udara gabungan AS-Irak di Ayn al-Asad, Irak Barat, Rabu (8/1/2020). Namun dalam segmen konflik tersebut terdapat pesawat sipil yang menjadi korban, Pesawat Ukraine International Airlines jatuh pada pukul 06.12 waktu Iran di sekitar Bandara Imam Khomeini, Teheran. 

 TOR M1
(www.janes.com)


Dilangsir dari newsweek, Pesawat Ukraine International Air lines Flight 752 berjenis Boeing 737–800 jatuh setelah tertembak rudal pertahanan udara Tor-M1 surface-to-air missile system milik Iran.  Sejumlah 176 warga sipil menjadi korban terdiri dari 82 warga negara Iran, 63 warga negara Kanada, 11 Orang Kanada, 10 warga negara Swedia, 7 warga negara Afganistan dan 3 berkewarganegaraan Jerman. Terlepas dari adanya keselahan operator atau human error, Tor-M1 surface-to-air missile system merupakan salah satu sishanud (sistem pertahanan udara) terbaik didunia.

Cara kerja Sishanud TOR M1
 (www.apnews.com)

Didapuk sebagai senjata penangkis seragan udara dan anti pesawat TOR-M1 9A331-1 (NATO code : SA-15 Gauntlet) merupakan senjata mumpuni untuk melindungi suatu wilayah dari serangan lawan. Dikutip dari armyrecognition, sishanud (system pertahanan udara) ini mulai diperkenalkan pada tahun 1991. Sistem Tor-M1 dipersenjatai dengan rudal 9M3331 yang mana mapu mendeteksi dua sasaran sekaligus dan melumpuhkannya dengan cepat. Dengan kecepatan 850 meter per detik rudal 9M331 dapat menguber target sejauh 12 km dan mampu mencapai ketinggian 6 km dari permukaan bumi. Dimensi berat dari rudal ini yaitu 167 kg dengan hulu ledak 15 kg.
Untuk mengusung sishanud ini, Produsen Rusia mengintegrasikannya dengan platform 9K330 TEL (Transport Elector Launcher) yang mampu membawa 8 rudal dan memiliki berat tempur 34 ton.

Source : armyrecognition.com/newsweek.com/telgraph.co.uk/janes.com/apnews.com


Share:

2 comments:

Arsip Blog