Never Stop Learn

Tetaplah menjadi penimba ilmu dan menyebar kebaikan

Proactive-Calm-Responsible-Confidence-Creative.

Never Stop Learn

Tetap Semangat Jangan Pernah Menyerah

Amazing

Good Learner

MILITERDEFENCE.COM

Do the Best Let God do the rest

Rabu, 18 Maret 2020

ENGLISH FOR MEDICINE (EXERCISE 1)

Interviewer: Today I’m talking to Rajan Mehta, a retired doctor. Good afternoon, Rajan.
Rajan: Good afternoon.
Interviewer: Now, you’re originally from Mumbai and you came to work as a doctor in the UK. When was this?
Rajan: In the early sixties, 1962 to be exact.
Interviewer: And why did you come to the UK?
Rajan: Well, it was quite common in those days. Experience of working in the British National Health Service was highly valued in India. I had just finished my medical degree, and I thought this would be a good way to get experience. I only intended to stay for five years, while I completed my postgraduate studies.
Interviewer: So why did you stay longer?
Rajan: Two reasons, really. The first is that I thoroughly enjoyed working for the NHS. The clinical training I received was fantastic, and I worked alongside some excellent consultants and learnt a lot. And the second reason is that I met my wife, who was working as a paediatric nurse.
Interviewer: And so you continued working in the NHS until you retired.
Rajan: That’s correct. First as a paediatrician, and then later I retrained as a GP.
Interviewer: You must have seen a lot of changes in the National Health Service. What was it like when you first came here?
Rajan: It was excellent. I think that there was a lot of respect for the medical profession, maybe more than there is now, and patients had a lot of faith in their doctors. There weren’t so many problems with long waiting lists, and new advances in areas such as organ transplants made it an exciting profession to be in.
Interviewer: Yes, it must have been. Did you have any problems when you first started working in Britain?
Rajan: Well, yes. My first placement was in a hospital in the north-east of England and I had real problems understanding what people were saying to me, which came as quite a shock as I thought I had rather good English. Eventually I confessed to a colleague that I sometimes couldn’t understand what my patients were saying. And she admitted that she had the same problem, as she came from a different part of the country.
Interviewer: Yes, some regional accents can be quite difficult to understand. One last question – do you ever regret not returning to India?
Rajan: No, not really. Of course, I missed my family, but my brother also came to England to live, and I returned quite regularly to visit my parents while they were alive. And I married an English woman and had children here, so England soon became home.
Interviewer: Rajan, thank you very much for coming in and talking to me.
Rajan: It’s been a pleasure.




Exercise 1 :
Dear Anoo,
I hope you're well. I'm fine and having an excellent time. I've just finished my post-graduate
and I can't believe I've been here for years already. I've decided to stay here because the clinical here is so good, and the National Service is so impressive. And there's another reason. I've met a beautiful English woman, she's a paediatric
, and she's agreed to marry me! I've got a job as a in the same hospital, so everything is going well.Of course, I miss you all in Bombay, but I hope to visit you soon, and with my new wife.

All the best,
Rajan

Source : http://learnenglish.britishcouncil.org/english-for-medicine-a-doctors-view
Share:

Thales akan upgrade Kapal Perang RI kelas MRLF

Perusahaan alutsista ternama Thales akan bekerjasama dengan PT LEN Industri untuk mengupgrade kemampuan kapal perang kebanggaan milik bangsa Indonesia. Dilangsir dari Thales (10/03/2020), perusahaan asal Perancis Thales dan perusahaan milik BUMN yakni  PT LEN Industri telah menandatangani kontrak modernisasi combat system kapal perang kelas Multi Role Light Frigate (MLRF) KRI Usma-Harun.


 KRI Usman Harun 359
(www.cnnindonesia.com)
Thales sendiri merupakan perusahaan alutsista yang telah bekerjasama dengan Indonesian Navy selama 40 tahun dalam menyediakan combat system bagi kapal kapal perang RI.  Disarikan dari Naval News (11/03/2020), Kontrak tersebut meliputi modernisasi TACTICOS Combat Management System, SMART-S Mk2 air and surface surveillance radar, STIR EO Mk2 radar dan EO fire control system serta Vigile Mk2 tactical multi-purpose R-ESM system. Sistem canggih ini juga telah diinstal pada kapal perang kelas frigate Raden Eddy Martadinata (KRI-REM).

Program modernisasi dinilai lebih effektif untuk meningkatkan kemampuan dalam hal combat management dan sensor serta lebih efisien dalam hal pembiayaan.

Source : thalesgroup.com/navalnews.com/cnnindonsia.com
Share:

Minggu, 15 Maret 2020

Upgrade 20 bulan, Frigate HMAS Arunta milik Australia berhasil tembakkan rudal ESSM

Setelah menjalani upgrade  selama 20 bulan, kapal perang Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) yakni HMAS Arunta berhasil melaksanakan uji penembakan peluru kendali Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM) di perairan sebelah barat Australia. Rudal ESSM sendiri merupakan rudal anti udara (surface to air) yang digunakan untuk melumpuhkan pesawat tempur, helikopter, drone dan serangan rudal lawan. 


 HMAS Arunta luncrkan rudal ESSM
(www.navalnews.net)


Dilangsir dari Navy Daily (15/03/2020), HMAS Arunta merupakan kapal perang kelas Anzac Class Frigate yang di upgrade kemampuannya melalui program Anzac Midlife Capability Assurance Program (AMCAP). Keberhasilan uji penembakan rudal ini merupakan barometer kesuksesan dalam program AMCAP yang meliputi peningkatan kemampuan self-protection, kemampuan komunikasi dan kemampuan Kodal (komando dan pengendalian).


( www.navalnews.com)


Source : navalnews.net/janes.com/navy.gov.au/navalnews.com
Share:

Senin, 09 Maret 2020

RCWS SMASH 30mm perkuat kapal Maritim Malaysia.

Alutsista berjenis Remotely Controlled Weapon Systems (RCWS) yang didesain dan diproduksi oleh perusahaan industri pertahanan Turki yakni ASELSAN akan menjadi senjata utama pada kapal  Malaysian Maritime Enforcement Agency atau lebih dikenal dengan  MMEA. Dilangsir dari Naval News (6/3/2020), ASELSAN telah menandatangi kontrak dengan galangan kapal milik Malaysia dalam pemasangan 30 mm SMASH Remote Controlled Weapon System dengan High Accuracy Stabilized Gimbal (HASG) dan Pintle Mounted 12.7mm Machine Gun terhadap aset kapal milik MMEA dari kelas Offshore Patrol Vessel (OPV).


 Kapal milik MMEA dipersenjatai dengan meriam utam SMASH 30 mm buatan ASELSAN
(www.navyrecognition.com)


SMASH weapon system, merupakan RCWS yang memiliki berbagai fitur penembakan diantaranya menggunakan sensor optic ataupun elekto-optik control system saat melaksanakan penembakan. Sistem ini juga dilengkapi dengan turret yang stabil dan automatic target tracking untuk mendeteksi dan menjejak sasaran secara cepat dan tepat. Kelebihan lain dari SMASH 30mm yakni mampu memuntahkan peluru 200 butir per menit. 

Source : navalnews.net/navyrecognition.com
Share:

Rabu, 04 Maret 2020

Frigate Admiral Gorshkov berhasil tembakkan rudal Zircon

Rudal Zircon Hypersonic Missile berhasil diluncurkan dari platform kapal perang Rusia kelas Frigate Admiral Gorshkov untuk pertama kalinya. Uji penembakan rudal tersebut berlangsung di Laut Barent atau Barents Sea. Dikutip dari Naval News (27/02/2020), rudal tersebut tepat mengenai sasaran yang berada di darat.


 Rudal Zircon diluncurkan dari platform kapal perang
(www.navalnews.net)
Rudal Zircon/Tsirkon sendiri memiliki kecepatan hingga 9 mach dan mampu menghancurkan target hingga jarak 1000 km. 


BACA JUGA : ROKET ASTROS II MK 6 PERKUAT PERTAHANAN NATUNA


Rudal Zircon didesain menembus system rudal pertahanan lawan atau air defence system. Dilangsir dari pupular mechanis (1/3/2020), Rudal Zircon telah dekembangkan selama beberapa tahun dan pada bulan February 2019 presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa rudal ini merupakan rudal canggih yang bisa diluncurkan dari kapal perang atau Kapal Selam. 


Source : navalnews.net
Share:

Sabtu, 29 Februari 2020

Ini dia UAV Scan Eagle, Siap Jaga Wilayah NKRI

Scan Eagle merupakan pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan drone dan dalam dunia militer dikasifikasikan kedalam UAV ( Unmanned Aerial Vehicle). Scan Eagle adalah UAV besutan anak perusahaan Boeing yakni Insitu Inc. UAV seri ini merupakan salah satu wahana intai yang paling laris di dunia. Dilangsir dari Boeing,  drone ini memiliki panjang 1,5 m, rentang sayap 3 m dan muatan 3,4 kg. Didesain sebagai drone multi fungsi Scan Eagle dapat beroperasi hingga ketinggian di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan dapat diterjunkan dalam medan tempur hingga 20 jam. 
 
 UAV Scan Eagle diluncurkan melalui alat pelontar dari geladak  sebuah kapal perang
(www.english.defensie.nl)




BACA JUGA : CH-4 UAV TAMPIL DI LANGIT PERTIWI


Scan Eagle ditenagai dengan mesin piston model pusher berdaya 15 hp, sebagai dapur pacu Scan Eagle menggunakan tenaga propeller dengan dua bilah baling- baling. Soal kecepatan drone ini memiliki kecepatan jelajah 111 km/jam dan top speed 148 km/jam. Dalam sekali terbang, Scan Eagle dapat membawa 4,3 kg bahan bakar (JP5 jet aircraft fuel). Ditilik dari spesifikasinya drone ini dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. Scan Eagle juga dilengkapi kamera infrared buatan Goodrich Sensors.

 Review Drone Scan Eagle (Al-Biruni ID Channel)

 BACA JUGA : REVIEW BABAD DIPONEGORO
 
Disarikan dari Insitu, dalam pengoperasiannya Scan Eagle diawaki oleh kru pada Ground Control Station. Sistem kontrol dan navigasi Scan Eagle menggunakan GPS waypoint, bisa mendeteksi obyek secara mandiri dan bisa terbang mandiri mengikuti rute yang telah digambar sebelumnya. Untuk transmisi data, Scan Eagle didukung dengan datalink UHF 900MHz dan downlink S-band 2.4GHz untuk transmisi video.
 

 UAV Scan Eagle
(www.pinterest.com)


Scan Eagle sendiri telah diopersikan oleh U.S. Marine Corps sejak tahun 2004 dan U.S navy mulai menggunakan sejak tahun 2005. Drone ini juga telah digunakan lebih dari 20 negara. Termasuk negara terdekat dengan Indonesia yakni, Singapura dan Australia. Dikutip dari CNN Indonesia (27/02/2020), Indonesia juga akan mulai mengoperasikan Scan Eangle dengan skema hibah dari pemerintah Amerika Serikat (U.S.A) berupa 14 drone berjenis Scan Eagle dan upgrade atau pemutakhiran tiga unit Helikopter Bell 412 yang akan digunakan untuk memperkuat  patroli maritim wilayah perairan RI.  Wah makin kuat pertahanan NKRI.

Source : Insitu.com/Boeing.com/cnnindonesia.com/minews.id/pinterest.com/english.defensie.nl/Al-Biruni ID channel

Share:

Kamis, 27 Februari 2020

Ini dia kecanggihan Kapal Perang Iran Kharg 431 yang sandar di Tg Priok Jakarta.

Kapal perang kelas Support ship milik Iran port visit ke Jakarta. Dilangsir dari The Jakarta Post (25/02/2020), Kapal perang dengan nama Kharg nomor lambung 431 sandar di dermaga Tanjung Priok mulai tanggal 25 s.d. 28 Februari 2020. On board dalam kapal perang tersebut sejumlah 300 kadet dari Akademi Angkatan Laut Iran. 


Kapal Perang Angkatan Laut Iran Kharg-431 
(www.rt.com)


Dikutip dari Antara News (25/02/2020), Selama kunjungan tersebut delegasi dari AL Iran beserta Kadet Akademi Angkatan Laut Iran akan melaksanakan sejumlah kegiatan dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatic Iran-Indonesia diantaranya, olahraga bersama, open ship dan pertemuan dengan beberapa pejabat TNI AL.
Kapal Perang Iran Kharg-432 merupakan kapal perang buatan tahun 1970 oleh British Royal Design. Kharg Kharg-431 memiliki dimensi panjang 197,51 meter lebar 25,63 meter dan berat total 33.773 ton. Dengan system penggerak 2x Pametrada steam turbines kapal ini mampu melaju hingga kecepatan 21 knot. 
 
Kapal Perang Angkatan Laut Iran Kharg-431 
(www.reddit.com)
Didesain sebagai kapal support, Kharg-432 dibekali dengan senjata utama meriam 76 mm Oto melara dan 4x 23mm kanon laras ganda.

Source : The Jakarta Post.com/antaranews.com/navyrecognition.com/reddit.com/rt.com


Share:

Rabu, 26 Februari 2020

Korvet INS Kavaratti (P31) perkuat AL India

Galangan kapal dalam negeri India Garden Reach Shipbuilders and Engineers Ltd (GRSE) menyerahkan kapal perang terbaru tipe Anti Submarine Warfare Corvettes ASWC) kepada AL India. Dilangsir dari Navy Recognition (24/02/2020), kapal perang dengan nama INS Kavaratti (P31)  diserahkan secara resmi dari GRSE ke AL India pada tanggal 18 Februari 2020. 

Ins Kavaratti
(www.asianreview.com)

BACA JUGA : INDIA TAWARKAN RUDAL BRAMOS KE INDONESIA

INS Kavaratti (P31) merupakan kapal perang terakhir dari 4 kapal perang tipe ASWC yang dipesan AL India. Kapal ASWC pendahulunya yaitu INS Kamorta, INS Kadmatt dan INS Kiltan telah diserahkan lebih dulu dan telah tergabung dalam armada Timur India atau Eastern Fleet of Indian Navy.
INS Kavaratti 
(www.defpost.com)


INS Kavaratti (P31) didesain untuk menghadapi pertempuran melawan kapal selam musuh dan melumpuhkan serangan terpedo ataupun roket lawan yang menyerang. Secara keseluruhan panjang kapal ini yaitu 109,2 meter dengan berat 3.150 ton dan dioperasikan oleh 106 crew dan 17 perwira.
Dari segi persenjataan, INS Kavaratti (P31) memiliki daya gebuk yang mumpuni seperti meriam utama Oto melara kaliber 76mm Super Rapid Gun, peluncur RBU-6000 anti submarine rocket launcher dan DTA-53 533 mm tabung terpedo ganda. 

Sementara itu produsen dari kapal perang ini, yakni GRSE merupakan galangan kapal yang berbasis di Kolkata, Bengal Barat, India.  Berdiri pada tahun 1884 dan dinasionalisasi pada tahun 1960. 

Source : navyrecognition.com/navalnews.net
(M.ri2d)
Share:

Minggu, 23 Februari 2020

AL China gelar latihan di Samudera Pasifik

Armada Laut China Selatan (Chinese South Sea Fleet) menggelar latihan di sekitar Samudera Pasifik. Dilangsir dari China Military (18/02/2020), sejumlah kapal perang Al China atau Chinese People’s Liberation Army-Navy (PLA-Navy) turut ambil bagian daam latihan ini seperti Frigate Tipe 054A-Xianning (500), Destroyer Tipe 052D-Hohhot (161), Support Ship Tipe 901- Chagam Lake (967) dan  kapal mata-mata (spy ship) Electronic reconnaissances ship  tipe 815A. Dikutip dari Naval News (22/02/2020), Seluruh  kapal perang yang terlibat ini merupakan kapal perang dari gugus tugas 161 China atau Chinese 161th Task Force.
 
Frigate Tipe 054A-Xianning (500), Destroyer Tipe 052D-Hohhot (161), Support Ship Tipe 901- Chagam Lake (967) dan Electronic reconnaissances ship tipe 815A (www.navalnews.net)

 BACA JUGA : ROKET ASTROS II MK 6 PERKUAT PERTAHANAN NATUNA

Destroyer Tipe 052D-Hohhot (161), Support Ship Tipe 901-   Chagam Lake (967) (www.navalnews.net)

BACA JUGA : MONGOOSE DYNAMETRIC

Frigate Tipe 054A-Xianning (500), Destroyer Tipe 052D-Hohhot (161), Support Ship Tipe 901-   Chagam Lake (967)sedang melaksanakan latihan RAS (www.navalnews.net)

Kapal mata-mata atau spy ship tipe 815A (www.defpost.com)



Source : eng.chinamil.com.cn/navalnews.net/defpost.com
(M.ri2d)

Share:

Jumat, 21 Februari 2020

USS Paul Hamilton kunjungi Singapura


Laut telah lama menjadi penyambung antar bangsa yang satu dengan bangsa lainnya sejak ditemukannya kapal. Di era modern laut menjadi penghubung sekaligus jembatan bagi negara satu dengan negara lain untuk menjalin kerjasama dan persahabatan. Dikutip dari Naval New (19/2/2020), Kapal Destroyer Amerika Serikat yakni USS Paul Hamilton DDG-60 melaksanakan port visit ke Singapura pada tanggal 18 Februari 2020. Selama kunjungan tersebut para cew melaksanakan serangkaian kegiatan seperti cultural tours dan museum visits.

USS Paul Hamilton DDG-60
(www.public.navy.mil)
USS Paul Hamilton merupakan kapal perang yang diterjunkan di gugus tugas Indo-Pacific untuk melaksanakan operasi keamanan maritime dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara-negara sahabat di wilayah kerja Armada ke-7 U.S.A.


Source : navalnews.net
Share:

Arsip Blog